Thursday, March 19, 2009

Definisi Sahabat Rasulullah SAW

Assalamu'alaikum wrt...

saya masukkan entri ini sebagai mencari jawapan kepada persoalan Ustaz Yusrizal yang mana pada sesi Liqa' Tafaqquh yg dikendalikan oleh pihak PPMAJ sabtu minggu lalu mengenai siapa yang dikatakan sebagai Sahabat Nabi Muhammad SAW..

lalu saya membuat sedikit assignment dan mencari jawapannya.. search di Internet dan terjumpa satu artikel ini... Jom kita baca! :) wallahua'lam!

***************************************************

~Definisi Sahabat~


Sahaabah adalah bentuk jama' (mejemuk) dari shahib atau shahabi. Dan definisi shahabi adalah orang yang berjumpa dengan Rosulullah Alaihi Sholatu Wassalam dalam keadaan beriman kepadanya, dan mati atas (keyakinan) itu. Imam Bukhari Rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang mendampingi Rosulullah Alaihi Sholatu Wassalam, atau melihatnya dari kalangan kaum muslimin, maka dia dikategorikan Sahabatnya.“

Maksudnya, bahwa kata shahbah (persahabat-an) mengandung makna yang khusus dan makna umum. Dipandang dari makna umum, maka mencakup setiap orang yang melihat Nabi Alaihi Sholatu Wassalam dalam keadaan beriman kepadanya dikatakan Sahabat. Oleh karena itu dikatakan Shuhbah atau persahabatan (selama) satu tahun, satu bulan, sejam dan lainnya. Sahabat yang mendapat keistimewaan dengan jenis persahabatan tertentu maka dia disifati dengan jenis persahabatan tersebut, dan tidak disifatkan kepada orang yang tidak memiliki keistimewaan tersebut.

Sebagian ulama mengatakan : “Setiap orang yang pernah mendampingi Rosulullah Alaihi Sholatu Wassalam, maka dia lebih mulia dari orang yang sama sekali belum pernah mendampingi beliau. Karena dengan persahabatan itu dia telah mendapatkan kedudukan, yang tidak dicapai oleh selain mereka dengan ilmu dan amalnya. Tidak ada seorangpun yang bisa mencapai kedudukan yang mereka capai dengan mendampingi (dekat) Rosulullah Alaihi Sholatu Wassalam.

Jumlah Sahabat

Disebutkan bahwa para Sahabat berjumlah 124 ribu orang. Dan Sahabat yang paling terakhir meninggal dunia adalah Abu at-Thufail Amir bin Waatsilah al-Laitsi. Sebagaimana yang ditegaskan oleh imam Muslim, beliau meninggal pada tahun 100H, dan ada yang mengatakan pada tahun 110 H.

(dikutip dari Keutamaan dan Hak-Hak Para Sahabat, Abdullah bin Sholeh Al-Qushair, Cetakan Islamic Da'wah, hal 8-9)

Kedudukan Sahabat di Umat ini

Setelah kedudukan sebagai nabi, tidak ada lagi kedudukan yang lebih tinggi dan lebih mulia dibanding kedudukan suatu kaum yang telah diridhoi Allah Subhanahu Wata'ala untuk mendampingi Nabi Muhamad Alaihi Sholatu Wassalam rasul-Nya yang termulia lagi penutup para nabi, dan untuk menjadi pembela agama-Nya.

Mereka itu adalah sebaik-baik pendamping para nabi dan rasul. Rosulullah Alaihi Sholatu Wassalam bersabda:

خير الناس قرني

” Sebaik-baik manusia adalah generasiku”

Oleh karena itu umat ini telah sepakat bahwasanya para Sahabat Rodhiallohu 'Anhu lebih mulia daripada orang-setelah mereka dari umat ini, dalam segi ilmu, amal perbuatan, pembenaran, dan persahabatan dengan Rosulullah Alaihi Sholatu Wassalam. Mereka lebih cepat meraih setiap sifat terpuji. Maka tidak diragukan lagi, bahwa mereka telah mendapatkan tongkat estafet sampai ke tujuan. Mereka telah sampai pada tingkat kemuliaan, kebaikan, ilmu dan seluruh karakter baik, yang tidak pernah dicapai oleh seseorangpun selain mereka.

Karena sesungguhnya bersegeranya mereka dalam beriman kepada Allah, dan Rasul-Nya, berhijrah, membela, berdakwah kepada Allah, berjihad di jalan-Nya, melawan penduduk bumi, dan setia kepada Rosulullah Alaihi Sholatu Wassalam, membenarkan, dan mentaati beliau sebelum tersebar tanda-tanda kenabiannya, dan belum tampak kemajuan dakwahnya, dan sebelum pengikut dan pembela beliau menjadi kuat, disaat jumlah kaum mukmin sedikit, sedang pembohong dan pendusta dari ahli kitab dan Musyrikin banyak jumlahnya. Harta yang mereka nafkahkan, dan jiwa raga yang mereka sumbangkan, demi mencari keridhoan Allah dalam situasi dan kondisi seperti itu, merupakan suatu perkara yang tidak mungkin terjadi pada seorangpun dari umat ini, dan tidak pula semisal ukuran pahalanya. Dalam Kitab Shahiih Bukhari, Rosulullah Alaihi Sholatu Wassalam bersabda :

لا تسبوا أصحابي , فوالذي نفسي بيده لوانفق أحدكم مثل أحد ذهبا مابلغ مد أحدهم وﻻنصيفه

” Janganlah kalian mencela Sahabatku, karena demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, kalau seseorang dari kalian menafkahkan emas seperti gunung Uhud, maka nilainya tidak akan mencapai satu mud (segenggam) tangan salah seorang mereka dan tidak juga setengahnya”

Keutamaan dan Keistimewaan Sahabat

Para Sahabat memiliki kelebihan diatas seluruh generasi umat ini dengan terlebih dahulunya mereka masuk Islam, yaitu pada awal munculnya agama ini, berjihad untuk memenangkannya dan menyampaikan kepada umat. Oleh karena itu merekalah orang yang pertama kali beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, sehingga mereka telah beriman disaat Islam dalam kondisi asing, dan berjihad diwaktu susah, berdakwah kepada Allah dengan penuh hikmah, mengorbankan jiwa raga, harta benda, dan bersabar dalam menghadapi permusuhan karib kerabat dan lainnya. Maka berkumpullah pada diri mereka kelebihan dan keutamaan yang banyak serta keistimewaan yang besar, yaitu :

  • Lebih dahulu masuk Islam.
  • Sabar diwaktu susah.
  • Mendampingi Rasulullah Alaihi Sholatu Wassalam.
  • Hijrah dan memberikan perlindungan.
  • Pembelaan dan jihad.
  • Pemimpin dalam Ilmu dan Amal
  • Menyampaikan atau menyebarkan agama Sabar diwaktu susah.

Bukti-bukti keutamaan para Sahabat, dan kelebihan mereka yang besar sangat banyak, diantaranya:

A. Dalil yang tercantum dalam Al-Quran yang mengandung pujian dan sanjungan kepada mereka dengan amal perbuatan yang mulia dan pergaulan yang baik, dan janji kemenangan besar dan kerihoan Rabb yang maha mulia untuk mereka, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :

مُحَمَّدٌ رسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدّآءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِنَ اللهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِمْ مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِى الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْئَهُ فَئَازَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزَّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَاللهُ الَّذِينَ ءَامَنُواْ وَ عَمِلُواْ الصَّ'لِحَ'تِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمَا

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang besama diaadalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhoan-Nya, tanda-tanda mereka nampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam injil, yaitu seperti tanaman mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya. Tanaman itu menyenagkan hati penanam-penanamnya karena allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh diantara mereka ampunan dan pahala yang besar.'”(. Al-Fath:29)

“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin), dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekali pun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Al-Hasyr:9)

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dan Allah menyediakan bagi mereka Surga-surga yang mengalir sungai-sungai didalamnya, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Itulah kemenengan yang besar.” (At-Taubah:100)

Maka orang-orang yang mendapatkan janji mulia ini, Allah sungguh telah mengetahui bahwa mereka ini tidak akan mungkin keluar dari agama, akan tetapi mereka akan mati diatasnya. Adapun dosa yang mungkin mereka lakukan, sesungguhnya mereka tidak akan terus-menerus melakukannya, akan tetapi mereka diberi taufiq untuk bertaubat darinya. Lalu Allah pun menerima taubat mereka, dikarenakan kejujuran taubat mereka, dan karena mereka mempunyai banyak kebaikan yang bisa menghapus dosa dan kedudukan yang tinggi.

B. Penjelasan tentang kelebihan dan keutamaan mereka yang terdapat dalam Sunnah, seperti sabda Rosulullah Alaihi Sholatu Wassalam:

لا تسبوا أصحابي , فوالذي نفسي بيده لوانفق أحدكم مثل أحد ذهبا مابلغ مد أحدهم وﻻنصيفه لا

“Janganlah kalian mencela Sahabatku, karena demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, kalau seseorang dari kalian menafkahkan emas seperti gunung Uhud, maka nilainya tidak akan mencapai satu mud (segenggam) tangan salah seorang mereka dan tidak juga setengahnya”

Dan sabda beliau Alaihi Sholatu Wassalam:

خير القرون خير القرون قرني الذين بعثت فيهم

“Sebaik-baik generasi adalah generasiku yang aku diutus ditengah-tengah mereka …” dan seterusnya.

C. Secara umum, setiap sifat-sifat orang takwa, mukmin dan muhsin, yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Al-Quran, dan juga pujian, sanjungan dan janji untuk mendapatkan sanjungan di dunia dan akhirat terhadap mereka, maka Sahabat Rosulullah Alaihi Sholatu Wassalam adalah orang yang pertama, dan paling layak untuk menyandang sifat dan kriteria itu, dan orang yang paling banyak dan paling sempurna untuk memilikinya.

D. Keterangan yang telah mutawatir (riwayat banyak sekali) dalam Kitab dan Sunnah tentang keutamaan, kelebihan, dan keistimewaan mereka, kesaksian bahwa kedudukan mereka yang tinggi, dan sifat yang sempurna. Kesemua itu merupakan perkara yang telah diketahui oleh setia orang dalam perkara agama. Maka tidaklah layak untuk dipertentangkan dengan apa yang dikatakan oleh mereka yang sesat, lagi pembohong dari kalangan Rafidhah, Khawariz, Mu'tazilah serta sebangsanya dan pewaris mereka dalam kesesatan atau kedustaan.


Boleh baca selanjutnya di:

http://www.sohabat.org/

Jadinya, saya membuat kesimpulan bahawa yg dikatakan sahabat Nabi SAW itu mereka yang ada ketika zaman nabi SAW, yg beriman padanya dan mati juga dalam iman kepadanya..walaupun berjumpa sesaat cuma.. erm, kalu kurang tepat jawapan saya, Minta Ustaz Yusrizal jelaskan nnti ye.. :) wallahua'lam!

No comments:

:: Mutiara Kata ::

“Apabila kau ingin berteman janganlah kerana kelebihannya, kerana mungkin dengan 1 kelemahannya kau akan menjauhinya. Andai kau ingin berteman janganlah kerana kebaikannya kerana dengan 1 keburukannya kau akan membencinya. Andai kau ingin bersahabat janganlah kerana ilmunya kerana apabila dia buntu kau akan memfitnahnya. Andai kau ingin berkawan janganlah kerana sifat cerianya kerana dia tak pandai menceriakan mungkin akan menyalahkannya. Andai kau ingin bersahabat terimalah dia seadanya kerana dia juga manusia biasa.”